Posted in
david gilmour,
nick mason,
pink floyd,
richard wright,
roger waters
Dalam menggambarkan proses keseimbangan misalnya berupa ilustrasi Yin dan Yang yg saling melengkapi berikut simbolik hitam dan putih, konon begitu pulalah karakter ideal manusia sesungguhnya. Maka dibalik penampilan yg cenderung ditonjolkan sesuai norma umum lewat karakter putih, sebaliknya akan menyembunyikan sisi hitam kegelapan seseorang. Sehingga saat ada yg sesumbar dirinya telah terbebas atau gak memiliki sisi gelap, justru ia sedang terperosok ke dalam perangkap tergelap karena coba mengingkari hukum keseimbangannya. Seperti karakter Jedi terhormat bernama Anakin Skywalkers dalam film Star Wars yg lantas membiarkan sisi gelap mengambil alih kendali hidupnya berupa nafsu kekuasaan, atau krisis dalam kondisi tak terkendali sehingga dapat merampas aspek kegemilangan yg telah dirintis susah payah. Jika penulis Mark Twain pernah mengatakan, "Everyone is a moon and has a dark side he never shown to anybody", maka musisi Pink Floyd pernah mempersembahkan maha karya bertajuk The Dark Side Of The Moon secara musikal maupun introspeksi brilliant terhadap perjalanan sebuah super group berikut reputasinya. Lantas siapa menyangka jika Pink Floyd telah merepresentasikan sisi tergelap pada tiap personilnya sekaligus menjadi sekumpulan musisi berbakat nan cemerlang ..
Selintas untuk mengenal Pink Floyd, umumnya dibagi menjadi tiga fase menurut perjalanan karir mereka. Pertama menurut awal terbentuknya kelompok di bawah komando Syd Barrett, mereka langsung memposisikan diri sbg musisi sejati dan bukan bercita2 super star. Hal yg didukung latar belakang semua anggota Pink Floyd berasal dari golongan mapan dan berpendidikan sarjana, merekapun sudah makmur sejak orok. Musik menjadi murni sarana aktualitas tanpa perlu pusing akan laku atau terkenal, sejak formasi dini sbg band kampus Regent Street Polytechnic. Maka ketika perekam EMI mengontrak, merekapun digadang bakal memperkaya peta musik yg diharapkan berlanjut kesuksesan secara fulus. Album debut The Piper at the Gates of Dawn (Agustus 1967) langsung mengumbar kreatifitas nyeleneh yg sulit dicerna apalagi didendangkan, termasuk instrumental Interstellar Overdrive berdurasi di luar kewajaraan saat itu 9,41 menit. Pink Floyd langsung memposisikan diri sbg "sisi tergelap" musik popular ketimbang bermanis ria ala The Beatles atau sok urakan Rolling Stones, seolah merintis ranting ekslusif yg kelak dikenal psychedelic rock. Kegilaanpun langsung terjadi, secara musikal maupun kesuksesan, sekaligus pula kebablasan secara harafiah. Sang konseptor kreatif dan eksentrik Syd Barrett semakin aneh, di studio selalu merubah irama atau hanya mondar-mandir di panggung membuat rekannya sulit konsentrasi bahkan frustasi. Sementara penonton menganggapnya bagian dari pertunjukkan bahkan terpesona ditambah mitos "trance", padahal Syd dalam tekanan mental akibat LSD. Hingga berpuncak pada dipecatnya sang pendiri secara sepihak, sekaligus menghadirkan gitaris berbakat David Gilmour. Inilah sisi tergelap Pink Floyd yg terkuak sekaligus akan membuka gerbang terang kesuksesan super group dunia.
Roger Waters lalu dianggap sbg pemimpin fase dua sekaligus membawa Pink Floyd ke puncak kegilaan baru. Ia punya andil terbesar sbg konseptor maupun komposer semua karya Pink Floyd, meski tetap melibatkan anggota lainnya. Misalnya Richard Wright menyumbang The Great Gig in the Sky, Nick Mason berupa Echoes, serta One of These Days salah satu karya Gilmour. Sementara Syd meski sudah dipecat dan harus di rawat di rumah sakit jiwa namun kharismanya selalu menghantui, kondisi yg kelak menjadi ilham untuk album The Dark Side of the Moon maupun Shine on your Crazy Diamond. Seolah Pink Floyd telah identik bahkan terkutuk oleh konsep kejiwaan berupa sakit mental dan segala sisi tergelap manusia, serta ditunjang lewat eksperimen pada perangkat instrumental di studio. Kecenderungan "gila" rupanya memang melekat pada Pink Floyd, awalnya dari Syd kemudian beralih pada Waters yg dikenal megalomaniak. Kegilaan berupa arogansi bahkan egois berlebihan, bahkan saudara perempuan Waters pernah bersaksi betapa ia jadi menyebalkan dan "sinting" akibat trauma kehilangan ayahnya sejak kecil. Dilain pihak Waters sanggup membuat personifikasi kegilaannya secara brillian lewat album The Wall, di lain pihak pada album ini pula ia memecat sahabatnya lagi yg juga pendiri, Richard Wright. Hingga berlanjut pada album egois The Final Cut yg menggambarkan proses perang Falkland (pulau Malvinas), namun reputasinya tertutup oleh kegilaan berikutnya ketika dinyatakan Pink Floyd hanya Roger Waters sementara personil lainnya dibayar sbg musisi pengiring. Kemelut yg berujung ke pengadilan dgn keputusan bahwa Roger Waters tidak berhak lagi menggunakan nama Pink Floyd, terkecuali hak cipta album The Wall dan The Final Cut serta maskot balon babi Pink Floyd yg pernah digunakan sbg symbol album Animal. Sebuah akhir perih bagi Waters yg telah sukses membedah sisi tergelap manusia termasuk unsur lunatic dirinya, sekaligus akhir dari perjalanan babak kedua Pink Floyd nan paling sakral dan fenomenal.
Fase ketiga dgn dukungan penuh produser yg berperan memenangkan pengadilan, Pink Floyd berlanjut secara "lebih normal". Gitaris merangkap vokalis David Gilmour sekaligus anggota termuda dan bukan pendiri Pink Floyd namun kini dianggap sbg leader, rasanya lebih memilih "jalur aman" bahkan mulai cenderung tampil sendirian. Walau mereka masih sanggup merilis album studio A Momentary Lapse of Reason (1987) dan Division Bell (1994) berikut kesuksesan konser raksasa yg hanya bisa dilaksanakan di tempat khusus, namun tak kuasa lepas dari bayang2 kesuksesan The Dark Side of the Moon hingga The Wall. Betapa sisi tergelap bulan telah menghasilkan gegar budaya di London antara lain berupa perlawanan sekelompok pemusik yg berseru anti rumit dan kecanggihan nan mapan, diganti lugasnya jurus tiga batu bernama Punk. Begitupun konsep album The Wall terasa pincang oleh Pink Floyd lantaran gak bisa utuh lagi ditampilkan, kesemuanya menandai Pink Floyd memang "terkutuk" oleh kegilaan dan selalu dibayangi Syd Barret hingga Roger Waters. Sisi tergelap Pink Floyd adalah citra para anggotanya sendiri, sebuah pencerahan pada jalur bernama psychedelic. Bagai legenda Dr Jekyll dan Mr Hyde rekaan Robert Louis Stevenson, symbol yg saling melengkapi dan harus eksist. Reputasi Pink Floyd mustahil meninggalkan nyawa alienasi hingga eksploitasi arogansi dan egoisme, menjadi signature sekelompok musisi berikut karya sarat drama, kegilaan, kreativitas, sekaligus ironi, kesedihan, dan perseteruan. Itulah Pink Floyd sejati yg dicatat oleh dunia dan telah kukenal, dari sisi tergelap menuju pencerahannya. (duke)
Fase ketiga dgn dukungan penuh produser yg berperan memenangkan pengadilan, Pink Floyd berlanjut secara "lebih normal". Gitaris merangkap vokalis David Gilmour sekaligus anggota termuda dan bukan pendiri Pink Floyd namun kini dianggap sbg leader, rasanya lebih memilih "jalur aman" bahkan mulai cenderung tampil sendirian. Walau mereka masih sanggup merilis album studio A Momentary Lapse of Reason (1987) dan Division Bell (1994) berikut kesuksesan konser raksasa yg hanya bisa dilaksanakan di tempat khusus, namun tak kuasa lepas dari bayang2 kesuksesan The Dark Side of the Moon hingga The Wall. Betapa sisi tergelap bulan telah menghasilkan gegar budaya di London antara lain berupa perlawanan sekelompok pemusik yg berseru anti rumit dan kecanggihan nan mapan, diganti lugasnya jurus tiga batu bernama Punk. Begitupun konsep album The Wall terasa pincang oleh Pink Floyd lantaran gak bisa utuh lagi ditampilkan, kesemuanya menandai Pink Floyd memang "terkutuk" oleh kegilaan dan selalu dibayangi Syd Barret hingga Roger Waters. Sisi tergelap Pink Floyd adalah citra para anggotanya sendiri, sebuah pencerahan pada jalur bernama psychedelic. Bagai legenda Dr Jekyll dan Mr Hyde rekaan Robert Louis Stevenson, symbol yg saling melengkapi dan harus eksist. Reputasi Pink Floyd mustahil meninggalkan nyawa alienasi hingga eksploitasi arogansi dan egoisme, menjadi signature sekelompok musisi berikut karya sarat drama, kegilaan, kreativitas, sekaligus ironi, kesedihan, dan perseteruan. Itulah Pink Floyd sejati yg dicatat oleh dunia dan telah kukenal, dari sisi tergelap menuju pencerahannya. (duke)