Posted in
drive
She said baby, can't you see
I wanna be famous, a star on the screen
But you can do something in between ..
"Repot nih kalo ngandelin taxi melulu. Mesti ngedrop junior magang saban Sabtu,
baru ke kantor trus ketemu relasi. Belum lagi makan siangnya di luar,
rasanya perlu nyetir sendiri deh ke Jakarta .. Boleh gak?"
Pagi-pagi doi sudah curhat di hape, berarti menyalip senandung The Beatles sambil berjuang ekstra sabar di belakang antrian mobil. Pasti ada yg terjebak di perpindahan jalur karena kompleks sekolahan Al-Azhar berada di simpang depan, banyak kendaraan harus menepi nganterin anaknya. Ritual pembuka hari yg selalu saja terburu-buru, berpotensi drastis memompa darah yg padahal baru saja istirahat. Mendesak kudu dinetralisir oleh gebyar perangkat car-audio, plus ngudut. Maka segera setelah hape selesai, volume kunaikkan seiring melanjutkan lantunan ..
Baby you can drive my car, yes I'm gonna be a star
Baby you can drive my car, and maybe I'll love you
Beep beep'm beep beeeep yeaaaah ..
Akhirnya saat menyusul salah satu mobil penyebab macet, kulirik ibu muda berkaos rumahan tanpa lengan dan rambut diikat sekadarnya masih panik di balik setir. Terjebak ingin ke jalur kiri berikut klakson dan lampu dim tapi gk berani beranjak. Tipikal, perempuan kalo nyetir. Entah kenapa lantas cenderung sinis dan selalu jadi judul ribut dgn istri. Tapi lucunya diapun sanggup ngomel jika terjebak ngantri di parkiran, "Pasti yg nyetir perempuan, kalaupun berkumis ya bencong", sungutnya.
Perempuan dan nyetir mobil, menurutku salah satu contoh buat jenis pekerjaan yg gk saling jodoh. Memang gak semua perempuan ceroboh saat di balik setir, begitupun gak jaminan para lelaki lantas gape soal berkendaraan. Namun kompleksitas sekuen berikut riuhnya rimba jalanan, cenderung membutuhkan penanganan khas ekstra macho plus keputusan jitu bertindak tega dalam hitungan kedipan mata. Perpaduan yg telah sanggup membedakan riding behavior antara kedua kepala tsb, selain faktor testosteron. Ditambah lagi kendala teknis yg dominan lalu ditangani secara berbeda oleh gaya lelaki atau khas perempuan.
Kombinasi antara melepas gas, kopling dan alih persneling bagi kaum lelaki, bak kesatuan seni seperti kapan merasakan sensasi menghisap rokok atau sentosa saat menghembuskan asapnya, perlahan maupun boros. Pemahaman yg identik dijabarkan, konon para perokok lebih cepat beradaptasi ketika harus bernafas dgn perlengkapan scuba di bawah tekanan 1 atmosfir, berlaku bagi diver laki maupun perempuan. Maka semenjak si perempuan mulai menempelkan pantat di balik setir, seolah selalu dimulai dgn pengenalan alat dan penguasaan orientasi, perkara yg sebetulnya gk pernah berubah. Kendala dimulai saat harus mundurin mobil, bisa berpuncak ketika nanjak di parkiran, atau yg sederhana ketika harus pindah jalur maupun U-turn.
OK, pengamatan dan penilaianku jelas subjektif serta cenderung bias, terutama mengingat istriku yg nampaknya gak bisa lepas jasa asuransi tiap tahun. Doi tangkas membut manuver ketika harus mundur ke luar halaman di antara jajaran mobil tetangga, maupun sigap untuk belanja ke BSD. Meski tetap saja bawa oleh-oleh yg membuatku gak terkejut lagi, "Pintu samping kenapa lagi ya?". Blaa blaahh, katanya sambil berupaya mencuri pengertian. Karena doi begitu hafal tanggapanku berikutnya, "Hmm jadi pintu gerbang kompleks masih suka nyebrang toh", dst.
Told that girl I can start right away
When she said listen babe I got something to say
Got no car and it's breaking my heart
But I've found a driver and that's a star
Akhirnya suatu saat setelah nganter junior latihan diving di Senayan, doi pernah nyeletuk, "Kenapa sih mami gak boleh nganter sendiri pake mobil?". Setelah gak kutanggapi karena fokus sejenak melewati gerbang tol Kebon Jeruk, kemudian: "Papi gak pernah larang mami nyetir. Bahkan kamu sudah mesti belajar, karena papi mulai nyetir sejak SMP. Cuma satu yg gak boleh, nyetir masuk tol. Simply 'cause papi gak mau kehilangan mami dan kamu sekaligus akibat ceroboh maupun dihajar mobil lain akibat ngebut atau apapun alasannya. Paham?"
Seingatku, itulah dialog terakhir soal nyetir ke Jakarta ketika harus melalui tol. Gak pernah ada pertanyaan atau dibahas lagi, berkisar sejak setahun yg lalu. Meski istriku kadang masih saja curhat perkara repotnya transportasi hari Sabtu dan Minggu buat ke Jakarta saat diperlukan, karena shuttle bus Alam Sutera libur. Sementara sang driver masih sibuk mencari bintang di seberang pulau sonoh ..
[duke]
Read more...