Follow me on Twitter RSS FEED

Jangan Pernah Berhenti Bernyanyi, Anfield!

when you walk through a storm,
hold your head .. up high
and don't be afraid of the dark
at the end of the storm,
there's a golden sky .. and
the sweet, silver song of a lark
You'll Never Walk Alone is a song written by Richard Rodgers and Oscar Hammerstein for musical Carousel (1945). Then it was recorded by many popular artists, first charting in 1945 by Frank Sinatra, also Patti LaBelle and the BlueBelles version in 1964, and Elvis Presley's 1968. But the most famous outing, especially in England, was recorded in early 1960s by the Liverpudlian Merseybeat group "Gerry & the Pacemakers". It quickly became the anthem of Liverpool Football Club and sung by its supporters (Kops) before the start and at the end of each game in their stadium, The Anfield.
Sepak bola modern rasanya telah banyak mengajarkan bahwa perkara tim sebelas lelaki yg saling berhadapan untuk memperebutkan sebuah bola, tidak sesederhana olah raga atau terlibat menang dan kalah semata. Urusan begini sanggup mengarungi dua abad budaya sembari kian menyihir dunia sbg tontonan terlaris dunia, secara sistematis berlangsung saban minggu di tiap sudut planet ini. Sepak bola adalah ritual yg sanggup menghentikan sebuah peperangan, atau malah memulai perang baru, tanpa perlu melibatkan apakah seseorang paham maupun benci pada permainannya. Karena hidup memang harus mengalir (pantha rei) seperti aliran bola yg bergulir berikut manuver serang versus sistem pertahanan di dua kubu, skil individual versus strategi kolektivitas, soal keseimbangan. Sepak bola terus menggelindingkan paham bahwa kekalahan minggu ini akan terbalas di pekan depan atau musim berikutnya, bersiap menjadi pemenang sejati pasca kekalahan.

Dan publik Anfield memahami harga keindahan suatu perjuangan dan pengorbanan, sekaligus berikrar bahwa teror dan balas dendam hanyalah sisa purba kebinatangan yg perlu dikikis tiap minggu. Maka segenap Liverpudlian di manapun terutama di Anfield, bernyanyi adalah hidup yg selalu membutuhkan akal budi. Bene Cantare Bis Orare, bernyanyi dengan benar adalah setara dua kali berdoa. Maka Anfield menjelma sbg ruang peribadatan yg bukan menuntut saling terkam hingga mempermalukan bahkan mematikan lawan, namun tidak pula sekadar menghalau rasa tertekan selama 90 menit. Dalam nyanyian ada puisi dan irama, tersembul kenangan dan harapan yg ingin dibagikan, menggerakkan tiap individu hingga menular seisi stadion. Poiein dalam bahasa Yunani berarti memproduksi, maka tiap kata dan nada yg akan disenandungkan seharusnya bermakna kebenaran termasuk pujian terhadap kemampuan lawan yg akhir hakekatnya adalah meninggikan sepak bola.
Liverpool yg sedang paceklik panjang terhadap prestasi dan masih terus bergulat khususnya secara internal, terus membutuhkan segenap dorongan dalam menguak kebenaran eksistensinya (a-letheia). Bukan sekadar pameran piala dalam rak, tapi Liverpool harus eksis sebagai bagian kiprah dan keberlanjutan sepak bola modern itu sendiri. Liverpudlian merupakan komponen tak terpungkiri sbg anggota tim keduabelas, meski reputasi Anfield rada terkoyak pada musim 2011. Dalam 10 laga kandang hanya 4 kemenangan dan 6 imbang, bukanlah reputasi yg menggetarkan lewat semboyan "This Is Anfield". Wahai para pengaku pencinta sepak bola maupun segenap pembencinya, terutama keluarga Liverpudlian hingga kompetitornya, perkara yg membentang kini adalah hak kalian bersuara dan kemampuan bernyanyi sekerasnya. Bukan lagi perihal berapa bola yg bisa disarangkan ke gawang, entah di pihak Pepe Reina maupun lawan, melainkan mana suka cita saat masih sanggup berjalan tanpa perlu seorang diri. Perjalanan akan tetap panjang dan terus memaksa berjalan, sembari berat memanggul beban maupun ringan lepas. Bukankah lebih baik selalu berdampingan? "Always support the team, no matter how bad they are playing. If the team is doing badly, cheer even louder as they need your support more. If a player is struggling, sing his name louder and more often as he needs it. If the opposition are better side and perform well, appreciate it and give them credit they are due" [Bill Shankly]
walk on .. through the wind,
walk on .. through the rain,
though your dreams be tossed and blown
walk on, walk on with hope in your heart,
and you'll never walk alone
you'll never walk .. alone.
-duke-

4 komentar:

endyonisius mengatakan...

Meskipun Gerry Marsden menyanyikan anthem YNWA, konon doi bukanlah Liverpudlian walaupun ketahuan sering nonton Liverpool saat berlaga. Begitupun members The Beatles gak ada yg Liverpudlians, malah Paul McCartney secara tradisi adalah fans Everton.

Manish Patel mengatakan...

How can someone make racist comments to opposition team, when the club they support is home to MANY DIFFERENT NATIONALITIES or SKINS of players? Liverpool have the best supporters in the world, we don't need dickheads like this at Anfield .. GIVE RACISM THE BOOT...

Sugara mengatakan...

people shouldn't think that we are all racist because of one fuckin' idiot...

endyonisius mengatakan...

Thanks for comments, let our football do the talking while we always sing Y.N.W.A

Posting Komentar